POKOK BAHASAN ILMU BUDAYA DASAR
Pokok bahasan ilmu budaya dasar adalah masalah-masalah kemanusiaan dan
budaya. Menurut Budi Darma menyitir pendapat Arthur Koeslaer dalam The Act of
Creation dan Wolter Kaufmann dalam The Future of The Humanities, masalah
kemanusiaan dan budaya telah diungkapkan secara halus oleh ahli-ahli seni dan
filsafat dalam karya seni dan filsafat.
Bila seseorang mempelajari karya-karya seni dan filsafat, maka ia akan menjiwai pemasalahannya. Permasalahan tersebut antara lain kekuatan, kekuasaan, benturan individu dengan masyarakat, hubungan cinta kasih, cinta dan tanggung jawab, pengorbanan, keprcayaan dan akal budi. Permasalahan lainnya dapat pula ditinjau dari gabungan persoalan biologi, etika dan budaya, seperti permasalahan hak untuk hidup, hak untuk mati, tanggung jawab dan kewajiban dalam hidup.
Delapan topik tentang pokok bahasan Ilmu Budaya Dasar yaitu
Bila seseorang mempelajari karya-karya seni dan filsafat, maka ia akan menjiwai pemasalahannya. Permasalahan tersebut antara lain kekuatan, kekuasaan, benturan individu dengan masyarakat, hubungan cinta kasih, cinta dan tanggung jawab, pengorbanan, keprcayaan dan akal budi. Permasalahan lainnya dapat pula ditinjau dari gabungan persoalan biologi, etika dan budaya, seperti permasalahan hak untuk hidup, hak untuk mati, tanggung jawab dan kewajiban dalam hidup.
Delapan topik tentang pokok bahasan Ilmu Budaya Dasar yaitu
1. Manusia dan Cinta Kasih
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah
rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa)
sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya
perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh betas kasihan. Dengan
demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih
memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai
perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh
betas kasihan.
Walaupun
cinta dan kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat
perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian
mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluamya; dengan kata lain
bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara
nyata.
Cinta
memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta
merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan
pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan
manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh
antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan
ichlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Cinta
diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk
tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri.
Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada
dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk
hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala
sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya.
Namun
hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan
dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi
dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan kehamionisan dengan
manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri
sendiri dan egoismenya. Al-Qur'an juga menyeru kepada orang-orang yang
beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka pada diri
mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan
kepada para mukmin agar tidak bcrlebih-lebihan dalam mencintai diri
sendiri.
2. Manusia dan Keindahan
Keindahan
itu adalah definisi yang menjadi sangat valid bila dan hanya bila
terkait kepada sesuatu yang kita tidak miliki, Keindahan hanya sebuah
konsep, yang baru bisa dikomunikasikan setelah mempunyai bentuk yang
kongkrit.
Keindahan
berasal dari kata indah, yang artinya bagus, permai, cantik, dan
sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
(meskipun tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam (pantai,
pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata,
bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, peralatan rumah
tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah
identik dengan kebenaran.
Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
1. Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya
The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung
pengertian ide kebaikan. Jadi pengertian keindahan dalam arti luas bisa
dibagi lagi menjadi :
- keindahan seni : keindahan yang berhubungan dengan hasil karya manusia contoh: guci, lukisan dan ukiran
- keindahan alam: keindahan alam berasal Tuhan manusia tidak dapat membuat keindahan alam manusia hanya dapat menjaga keindahan alam agar tetap tarjaga contoh:air terjun,perbukitan,dan pegunungan
- keindahan moral : keindahan yang berhubungan dengan sikap dan kesopanan dalam berprilaku sesorang
- keindahan intelektual.: keindahan yang berhubungan dengan pola dan cara berfikir seseorang dalam menyikapi suatu masalah
2. Keindahan dalam arti estetik murni
Keindahan
dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam
hubungannya dellgan se:gala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan
dalam arti lebih sempit bisa diartikan sehingga hanya menyangkut
benda-benda yang dapat dilihat dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan
dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata.
Pengelompokan-pengelompokan keindahan adalah sebagai berikut:
1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Di
sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan
rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri
keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan•kebutuhan
pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada cakupannya.
Dalam
pengelmpokan pengertaian keindahan membedakan keindahan berdasarkan
cakupannya yaitu antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan
sebagai sebuah benda tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam
pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan
dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas.
Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan
tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato,
yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles
yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Alasan Manusia Mencipta Keindahan
Keindahan
itu pada dasamya terbentuk secara alamiah. Semua Alam itu diciptakan
oleh Tuhan. Maka dapat diambil kesimpulam bahwa smua keindahan yang
dapat kita nikmati selama ini adalah ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya
wajar, tidak herlebihan tidak pula kurang.
Maka
keindahan berasal dari kata indah berarti bagus, permai, cantik, molek
dan sebagainya. Benda yang mengandung keindahan ialah segala hasil seni
dan alam semesta ciptaan Tuhan. Sangat luas kawasan keindahan bagi
manusia. Karena itu kapan, di mana, dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Hubungan manusia dan keindahan
Manusia
memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia
tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati,
ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan kepada
manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat
dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal,
manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya
untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia
melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna,
manfaat, dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan,
dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan.
Akal
dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dirniliki oleh makhluk lain.
Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia
ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan
karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan
pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak atau
keinginan pada hewan bersumber dari naluri.
Dengan
adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk
mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh
sang akal tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah
yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana
dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan, oleh karena
itu manusia memiliki sensibilitas esthetis.
Selain
itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna
kesempurnaan pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna,
Karena salah satu unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia
adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan estetika ini.
3. Manusia dan Penderitaan
Penderitaan
adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh
siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut
berasal dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan
factor internal dan faktor eksternal.
Factor
– factor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah factor internal dan
faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini
dapat dibedakan atas dua macam; yaitu eksternal murni dan tak murni.
Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar
diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan
akibat ulah manusia yang bersangkutan. Orang yang mengalami penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya.
Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan
itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk
penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan,
kepanasan, dan lain – lain.
Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
Penderitaan,
memang tak hanya terjadi lantaran perang ataupun tingkah manusia
agresif lainnya. Banyak hal yang sebenarnya yang bisa menjadi
penderitaan manusia, bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan,
perbudakan, kemiskinan dan lain sebagainya. Selain itu penderitaan boleh
juga dibilang sebagai fenomena yang universal.
Penderitaan
tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak
hanya dialami oleh manusia di zaman ini, dimana kebutuhan dan tuntutan
hidup semakin meningkat yang pada instansi berikut bisa menimbullkan
penderitaan bagi yang tidak mampu memenuhinya.
4. Manusia dan Keadilan
Keadilan
menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan
diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu
banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang
atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran
yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda
atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan
menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap
proporsi tersebut disebut tidak adil.
Menurut
pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan
dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan
terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau
dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh
apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama
dari kekayaan bersama.
Kejujuran
Kejujuran
atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang
kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga
berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang
oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang
berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena
itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir
melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya
yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Kecurangan
Kecurangan
atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama
pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan
artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau,
orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud
memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan
menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang
berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat,
paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup
menderita.
Bermacam-macam
sebab orang melakukan kecurangan Ditinjau dari hubungan manusia dengan
alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu : aspek ekonomi, aspek kebudayaan,
aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila manusia dalam hatinya telah
digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan
perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
Pemulihan Nama Baik
Nama
baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang
tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik.
Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya
adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama
baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh
dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau
perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu,
antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin
pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama
dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran
manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik.
Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat
dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang
sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan
kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang ,
tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal,
jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Pembalasan
Pembalasan
ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa
perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang
serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya
pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat.
Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang
tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan
mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk
mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang
menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang
melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu
manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa,
maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu.
Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan
5. Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan Hidup adalah suatu pedoman atau petunjuk hidup yang dipakai manusia berdasarkan pada pengalaman hidupnya.
Langkah-Langkah Berpandangan Hidup Yang Lebih Baik
Manusia
pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana
kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang
bersangkutan. Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai
langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai
langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai
sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah
itu ialah: mengenal, mengerti, menghayati, meyakini, mengabdi,
mengamankan.
Pandangan Hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu:
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama
2. Pandangan hidup yang berupa Ideologi
3. Pandangan hidup yng berupa renungan
Cita – Cita
Cita
– cita adalah keinginan, harapan, tujuan, yang selalu ada dalam
pikiran. Cita – cita merupakan pandangan masa depan dan pandangan hidup
dimasa yang akan datang. Ada beberapa faktor yang dapat menentukan
seseorang dapat atau tidak mencapai cita – citanya, yaitu:
- Manusianya yang memiliki cita – cita
- Kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita – citakan
- Seberapa tinggi cita – cita yang hendak dicapai
- Usaha manusia itu untuk mengejar cita-citanya
- Berdoa kpada Allah swt agar cita-citanya bisa tercapai
Cita-cita
yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras,
kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil
melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu
yang terbuang percumah untuk menghayal yang tidak-tidak.
Dalam
bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail, berlebihan dan
fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai.
Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia
tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran
dia stress, dan bahkan dia terkena gngguan jiwa.
Tidak
semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan
cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan
dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. lagi pula orang
yang paling baik bukanlah orang yang memiliki cita-cita tetapi
“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaat bagi
orang lain” {H.R. Bukhari}.
6. Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian
Tanggungjawab
menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggungjawab menurut kamus umum bahasa
Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung
segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggungjawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangungjawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Seorang
mahasiswa mempunyai kewajiban untuk mengumpulkan tugas yang diberikan
dosen. Bila mengumpulkan tugas, maka hal itu berarti mahasiswa tersebut
telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab
atas kewajibannya.
Macan-macam jenis tanggungjawab:
- Tanggung jawab terhadap diri sendiri contoh: menjaga tingkah laku dan menjaga kehormatan diri atau keamanan diri sendiri terutama pada saat kita berada dluar lingkungan keluarga
- Tanggung jawab terhadap keluarga contoh: kita sebagai anak harus memiliki tanggungjawab untuk tetap menjaga nama keluarga kita dimana pun kita berada
- Tanggung jawab terhadap Tuhan contoh: bagi umat muslim melaksanakan rukun iman dan rukun islam
- Tanggung jawab terhadap bangsa contoh: menjalankan Bela Negara, membayar pajak
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud
tanggung jawab berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
7. Manusia dan Kegelisahan
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu
merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan
merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun
perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak
sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari
gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu
dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai
kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakuatan. Menurut Sigmund Freud, bahwa
ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan
(objektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
Sebab-sebab
orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan
hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari
luar maupun dari dalam.
Mengatasi
kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu
kita harus tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi.
Cara – cara Mengatasi Kegelisahan
- memerlukan sedikit pemikiran yaitu,pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang palingburuk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
- Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita.
- Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi kegelisahan tersebut Keterasingan. Terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Kesepian
Kesepian
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau langgang, sehingga kata
kesepian berarti merasa sunyi atau langgang, tidak berteman. Setiap
orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup dari
manusia.
Ketidakpastian
Ketidakpastian
berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat
ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang
jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu,
tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas,
keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya
tidak dapat berkosentrasi. Ketidak kosentrasian disebabkan oleh berbagai
sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Usaha-Usaha Penyembuhan Ketidakpastian
Orang-orang
yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada
bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu
bergantung kepada mental si penderita. Bisa juga melalui psikolog. Jadi
yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.
8. Manusia dan Harapan
Harapan
yang dibuat oleh hati Anda adalah impian Anda. Sedangkan harapan yang
dibuat oleh pikiran Anda adalah rencana Anda. Dengannya, Anda tidak
mungkin melihat jalan-jalan menuju ke tempat-tempat yang baik, bila hati
Anda kosong dari harapan.
Harapan
yang dalam adalah pembentuk kerendahan hati yang mudah menerima yang
kecil dan yang sederhana – sebagai syarat bagi pencapaian yang besar dan
yang sulit.
Harapan
yang tinggi adalah pembentuk kesungguhan hati untuk menggunakan semua
kekuatan dari keberadaan Anda – untuk mencapai yang tertinggi dari yang
mungkin Anda capai.
Setiap
manusia di dunia pasti mempunyai harapan, manusia yang tampa harapan
berarti manusia tersebut mati dalam hidup orang yang akan meninggal pun
mempunyai harapan biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya
Harapan
harus berdasarkan kepercayaan baik kepercayaan terhadap diri sendiri
maupun kepercayaan kepada Tuhan YME. Agar harapan kita terwujud maka
perlu usaha dengan sungguh-sungguh manusia wajib berdoa.Karena usaha dan
doa merupakan sarana terkabulnya harapan. Ada beberapa dorongan
berbagai kepercayaan dan usaha untuk meningkatkan harapan di antara
lainnya:
1. Kepercayaan terhadap diri sendiri
2. Kepercayan kepada orang lain
3. Kepercayan terhadap pemerintah
4. Kepercayaan kepada Tuhan
Dari
kepercayaan-kepercayaan kita dapat mendorong agar kita terus semngat
untuk menjelani hidup kita. Dari kepercayaan-kepercayaan akan timbul
harapan-harapan agar kita tidak ada henti-hentinya trus berharap dan
berusaha juga Berdoa kepada Tuhan YME, agar keinginan yang kita inginkan
terkabul.
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia.
Kepercayaan dapat dibedakan atas: kepercayaan kepada diri sendiri,
kepercayaan kepada orang lain, kepercayaan kepada pemerintah,
kepercayaan kepada Tuhan.