POKOK BAHASAN ILMU BUDAYA DASAR
Pokok bahasan ilmu budaya dasar adalah masalah-masalah kemanusiaan dan
budaya. Menurut Budi Darma menyitir pendapat Arthur Koeslaer dalam The Act of
Creation dan Wolter Kaufmann dalam The Future of The Humanities, masalah
kemanusiaan dan budaya telah diungkapkan secara halus oleh ahli-ahli seni dan
filsafat dalam karya seni dan filsafat.
Bila seseorang mempelajari karya-karya seni dan filsafat, maka ia akan menjiwai pemasalahannya. Permasalahan tersebut antara lain kekuatan, kekuasaan, benturan individu dengan masyarakat, hubungan cinta kasih, cinta dan tanggung jawab, pengorbanan, keprcayaan dan akal budi. Permasalahan lainnya dapat pula ditinjau dari gabungan persoalan biologi, etika dan budaya, seperti permasalahan hak untuk hidup, hak untuk mati, tanggung jawab dan kewajiban dalam hidup.
Delapan topik tentang pokok bahasan Ilmu Budaya Dasar yaitu
Bila seseorang mempelajari karya-karya seni dan filsafat, maka ia akan menjiwai pemasalahannya. Permasalahan tersebut antara lain kekuatan, kekuasaan, benturan individu dengan masyarakat, hubungan cinta kasih, cinta dan tanggung jawab, pengorbanan, keprcayaan dan akal budi. Permasalahan lainnya dapat pula ditinjau dari gabungan persoalan biologi, etika dan budaya, seperti permasalahan hak untuk hidup, hak untuk mati, tanggung jawab dan kewajiban dalam hidup.
Delapan topik tentang pokok bahasan Ilmu Budaya Dasar yaitu
1. Manusia dan Cinta Kasih
 Menurut
 kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah 
rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) 
sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya 
perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh betas kasihan. Dengan 
demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih 
memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai 
perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh 
betas kasihan.
 Walaupun
 cinta dan kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat 
perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian 
mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluamya; dengan kata lain 
bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara 
nyata.
 Cinta
 memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta 
merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan 
pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan 
manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh 
antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan 
ichlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
 Cinta
 diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk 
tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri.
 Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada 
dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk
 hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala 
sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. 
 Namun
 hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan 
dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi 
dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.
 Agar
 manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan kehamionisan dengan 
manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri
 sendiri dan egoismenya. Al-Qur'an juga menyeru kepada orang-orang yang 
beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka pada diri 
mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan 
kepada para mukmin agar tidak bcrlebih-lebihan dalam mencintai diri 
sendiri.
2. Manusia dan Keindahan
 Keindahan
 itu adalah definisi yang menjadi sangat valid bila dan hanya bila 
terkait kepada sesuatu yang kita tidak miliki, Keindahan hanya sebuah 
konsep, yang baru bisa dikomunikasikan setelah mempunyai bentuk yang 
kongkrit.
 Keindahan
 berasal dari kata indah, yang artinya bagus, permai, cantik, dan 
sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, 
(meskipun tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam (pantai, 
pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, 
bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, peralatan rumah 
tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah 
identik dengan kebenaran.
Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
1. Keindahan dalam arti luas.
 Selanjutnya
 The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung 
pengertian ide kebaikan. Jadi pengertian keindahan dalam arti luas bisa 
dibagi lagi menjadi :
- keindahan seni : keindahan yang berhubungan dengan hasil karya manusia contoh: guci, lukisan dan ukiran
 - keindahan alam: keindahan alam berasal Tuhan manusia tidak dapat membuat keindahan alam manusia hanya dapat menjaga keindahan alam agar tetap tarjaga contoh:air terjun,perbukitan,dan pegunungan
 - keindahan moral : keindahan yang berhubungan dengan sikap dan kesopanan dalam berprilaku sesorang
 - keindahan intelektual.: keindahan yang berhubungan dengan pola dan cara berfikir seseorang dalam menyikapi suatu masalah
 
2. Keindahan dalam arti estetik murni
 Keindahan
 dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam 
hubungannya dellgan se:gala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
 Keindahan
 dalam arti lebih sempit bisa diartikan sehingga hanya menyangkut 
benda-benda yang dapat dilihat dengan penglihatan, yakni berupa 
keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan
 dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata.
Pengelompokan-pengelompokan keindahan adalah sebagai berikut:
1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
 Di
 sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan 
rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri
 keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan•kebutuhan 
pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada cakupannya.
 Dalam
 pengelmpokan pengertaian keindahan membedakan keindahan berdasarkan 
cakupannya yaitu antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan
 sebagai sebuah benda tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
 Dalam
 pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan 
dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas.
 Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan 
tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, 
yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles 
yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Alasan Manusia Mencipta Keindahan
 Keindahan
 itu pada dasamya terbentuk secara alamiah. Semua Alam itu diciptakan 
oleh Tuhan. Maka dapat diambil kesimpulam bahwa smua keindahan yang 
dapat kita nikmati selama ini adalah  ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya
 wajar, tidak herlebihan tidak pula kurang.
 Maka
 keindahan berasal dari kata indah berarti bagus, permai, cantik, molek 
dan sebagainya. Benda yang mengandung keindahan ialah segala hasil seni 
dan alam semesta ciptaan Tuhan. Sangat luas kawasan keindahan bagi 
manusia. Karena itu kapan, di mana, dan siapa saja dapat menikmati 
keindahan.
Hubungan manusia dan keindahan
 Manusia
 memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia 
tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, 
ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan kepada
 manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat 
dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal, 
manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya 
untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia
 melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, 
manfaat, dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, 
dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan.
 Akal
 dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dirniliki oleh makhluk lain. 
Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia
 ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan 
karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan
 pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak atau 
keinginan pada hewan bersumber dari naluri.
 Dengan
 adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk
 mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh 
sang akal tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah 
yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana 
dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan, oleh karena 
itu manusia memiliki sensibilitas esthetis.
 Selain
 itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna 
kesempurnaan pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, 
Karena salah satu unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia 
adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan estetika ini.
3. Manusia dan Penderitaan
 Penderitaan
 adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh 
siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut 
berasal dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan
 factor internal dan faktor eksternal.
 Factor
 – factor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah factor internal dan 
faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini
 dapat dibedakan atas dua macam; yaitu eksternal murni dan tak murni. 
Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar 
diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan 
akibat ulah manusia yang bersangkutan. Orang yang mengalami penderitaan 
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya.
 Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
 Penderitaan
 berasal dari  kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa 
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya 
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan 
itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk 
penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan,
 kepanasan, dan lain – lain.
Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
 Penderitaan,
 memang tak hanya terjadi lantaran perang ataupun tingkah manusia 
agresif lainnya. Banyak hal yang sebenarnya yang bisa menjadi 
penderitaan manusia, bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan, 
perbudakan, kemiskinan dan lain sebagainya. Selain itu penderitaan boleh
 juga dibilang sebagai fenomena yang universal.
 Penderitaan
 tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak 
hanya dialami oleh manusia di zaman ini, dimana kebutuhan dan tuntutan 
hidup semakin meningkat yang pada instansi berikut bisa menimbullkan 
penderitaan bagi yang tidak mampu memenuhinya. 
4. Manusia dan Keadilan
 Keadilan
 menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan 
diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu 
banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang
 atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran 
yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda 
atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan 
menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap 
proporsi tersebut disebut tidak adil.
 Menurut
 pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan 
dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan 
terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau 
dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh 
apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama 
dari kekayaan bersama.
Kejujuran
 Kejujuran
 atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati 
nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang 
kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga
 berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang
 oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang 
berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena 
itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir 
melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya 
yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Kecurangan
 Kecurangan
 atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama 
pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan 
artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, 
orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud 
memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan 
menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang 
berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, 
paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup 
menderita. 
 Bermacam-macam
 sebab orang melakukan kecurangan Ditinjau dari hubungan manusia dengan 
alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu : aspek ekonomi, aspek kebudayaan, 
aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila manusia dalam hatinya telah 
digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan 
perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
Pemulihan Nama Baik
 Nama
 baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang 
tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik.
 Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya 
adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama
 baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh 
dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau 
perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, 
antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin 
pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama
 dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran 
manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak 
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. 
Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat 
dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang
 sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan
 kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , 
tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, 
jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Pembalasan
 Pembalasan
 ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa 
perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang 
serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya 
pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. 
Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang 
tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan 
mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk 
mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang 
menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang 
melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu 
manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa,
 maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. 
Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan
5. Manusia dan Pandangan Hidup
 Pandangan Hidup adalah suatu pedoman atau petunjuk hidup  yang  dipakai manusia berdasarkan pada pengalaman hidupnya.
Langkah-Langkah Berpandangan Hidup Yang Lebih Baik
 Manusia
 pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana
 kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang 
bersangkutan. Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai 
langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai 
langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai 
sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah
 itu ialah: mengenal, mengerti, menghayati, meyakini, mengabdi, 
mengamankan.
Pandangan Hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu:
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama
2. Pandangan hidup yang berupa Ideologi
3. Pandangan hidup yng berupa renungan
Cita – Cita
 Cita
 – cita adalah keinginan, harapan, tujuan, yang selalu ada dalam 
pikiran. Cita – cita merupakan pandangan masa depan dan pandangan hidup 
dimasa yang akan datang. Ada beberapa  faktor yang  dapat menentukan 
seseorang dapat atau tidak mencapai cita – citanya, yaitu:
- Manusianya yang memiliki cita – cita
 - Kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita – citakan
 - Seberapa tinggi cita – cita yang hendak dicapai
 - Usaha manusia itu untuk mengejar cita-citanya
 - Berdoa kpada Allah swt agar cita-citanya bisa tercapai
 
 Cita-cita
 yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, 
kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil
 melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu 
yang terbuang percumah untuk menghayal yang tidak-tidak.
 Dalam
 bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail, berlebihan dan 
fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. 
Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia 
tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran 
dia stress, dan bahkan dia terkena gngguan jiwa.
 Tidak
 semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan 
cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan 
dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. lagi pula orang 
yang paling  baik bukanlah orang yang memiliki cita-cita tetapi 
“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang  paling banyak manfaat bagi 
orang lain” {H.R. Bukhari}. 
6. Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian
 Tanggungjawab
 menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung 
segala sesuatunya. Sehingga bertanggungjawab menurut kamus umum bahasa 
Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung 
segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
 Tanggungjawab
 adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang 
disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangungjawab juga berarti 
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
 Seorang
 mahasiswa mempunyai kewajiban untuk mengumpulkan tugas yang diberikan 
dosen. Bila mengumpulkan tugas, maka hal itu berarti mahasiswa tersebut 
telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab 
atas kewajibannya.
Macan-macam jenis tanggungjawab:
- Tanggung jawab terhadap diri sendiri contoh: menjaga tingkah laku dan menjaga kehormatan diri atau keamanan diri sendiri terutama pada saat kita berada dluar lingkungan keluarga
 - Tanggung jawab terhadap keluarga contoh: kita sebagai anak harus memiliki tanggungjawab untuk tetap menjaga nama keluarga kita dimana pun kita berada
 - Tanggung jawab terhadap Tuhan contoh: bagi umat muslim melaksanakan rukun iman dan rukun islam
 - Tanggung jawab terhadap bangsa contoh: menjalankan Bela Negara, membayar pajak
 
Pengabdian dan Pengorbanan
 Wujud
 tanggung jawab berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan 
pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
7. Manusia dan Kegelisahan
 Kegelisahan
 berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu 
merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan 
merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun 
perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak
 sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari 
gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. 
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu 
dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai 
kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakuatan. Menurut Sigmund Freud, bahwa
 ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan
 (objektif), kecemasan  neorotik dan kecemasan moril.
 Sebab-sebab
 orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan 
hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari 
luar maupun dari dalam.
 Mengatasi
 kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu 
kita harus tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi.
Cara – cara Mengatasi Kegelisahan
- memerlukan sedikit pemikiran yaitu,pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang palingburuk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
 - Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita.
 - Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi kegelisahan tersebut Keterasingan. Terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
 
Kesepian
 Kesepian
 berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau langgang, sehingga kata 
kesepian berarti merasa sunyi atau langgang, tidak berteman. Setiap 
orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup dari 
manusia.
Ketidakpastian
 Ketidakpastian
 berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat 
ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang 
jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, 
tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, 
keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya 
tidak dapat berkosentrasi. Ketidak kosentrasian disebabkan oleh berbagai
 sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Usaha-Usaha Penyembuhan Ketidakpastian
 Orang-orang
 yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada 
bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu 
bergantung kepada mental si penderita. Bisa juga melalui psikolog. Jadi 
yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.
8. Manusia dan Harapan
 Harapan
 yang dibuat oleh hati Anda adalah impian Anda. Sedangkan harapan yang 
dibuat oleh pikiran Anda adalah rencana Anda. Dengannya, Anda tidak 
mungkin melihat jalan-jalan menuju ke tempat-tempat yang baik, bila hati
 Anda kosong dari harapan.
 Harapan
 yang dalam adalah pembentuk kerendahan hati yang mudah menerima yang 
kecil dan yang sederhana – sebagai syarat bagi pencapaian yang besar dan
 yang sulit.
 Harapan
 yang tinggi adalah pembentuk kesungguhan hati untuk menggunakan semua 
kekuatan dari keberadaan Anda – untuk mencapai yang tertinggi dari yang 
mungkin Anda capai.
 Setiap
 manusia di dunia pasti mempunyai harapan, manusia yang tampa harapan 
berarti manusia tersebut mati dalam hidup orang yang akan meninggal pun 
mempunyai harapan biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya
 Harapan
 harus berdasarkan kepercayaan baik kepercayaan terhadap diri sendiri 
maupun kepercayaan kepada Tuhan YME. Agar harapan kita terwujud maka 
perlu usaha dengan sungguh-sungguh manusia wajib berdoa.Karena usaha dan
 doa merupakan sarana terkabulnya harapan. Ada beberapa dorongan 
berbagai kepercayaan dan usaha untuk meningkatkan harapan di antara 
lainnya:
1. Kepercayaan terhadap diri sendiri
2. Kepercayan kepada orang lain
3. Kepercayan terhadap pemerintah
4. Kepercayaan kepada Tuhan
 Dari
 kepercayaan-kepercayaan kita dapat mendorong agar kita terus semngat 
untuk menjelani hidup kita. Dari kepercayaan-kepercayaan akan timbul 
harapan-harapan agar kita tidak ada henti-hentinya trus berharap dan 
berusaha juga Berdoa kepada Tuhan YME, agar keinginan yang kita inginkan
 terkabul.
 Dasar
 kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. 
Kepercayaan dapat dibedakan atas: kepercayaan kepada diri sendiri, 
kepercayaan kepada orang lain, kepercayaan kepada pemerintah, 
kepercayaan kepada Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar