Error Dalam Pengukuran
Setiap hasil pengukuran selalu mengandung error.
Tidak ada pengukuran yang bebas error, ini merupakan sifat
alamia, kecuali jika yang diukur/dihitung adalah jumlah barang atau jumlah
kejadian. Error dalam pengukuran dikelompokan menjadi 3
jenis, yaitu spurious error, systematic error dan random
error.
Spurious error merupakan gross
error. Penyebab spurious error adalah karena kesalahan
manusia (salah menggunakan metode, salah baca, salah lihat, salah mencatat)
atau karena kesalahan alat ukur (instrument yang tidak berfungsi dengan
baik). Spurious error akan menyebabkan hasil
pengukuran tidak valid karena berada jauh dari nilai rata-ratanya (outlier). Spurious
error tidak bisa diikutkan dalam analisa statistik. Cara
menentukan spurious error dalam sekelompok hasil pengukuran
adalah dengan outlier test.
Systematic error disebabkan
oleh berbagai faktor yang secara sistematis mempengaruhi hasil pengukuran.
Misalnya suatu keributan terjadi di dekat ruangan kelas dimana murid-murid
sedang melakukan test. Keributan ini bisa menyebabkan kesalahan menjawab
pada semua murid karena terganggunya konsentrasi akibat keributan
tersebut. Contoh lainnya adalah adanya sludge dalam
tanki bahan bakar yang menyebabkan kesalahan pada pengukuran level bahan bakar
dalam tanki tersebut (level sludge juga ikut
terukur). Systematic error bernilai tetap atau jika
berubah ia bisa diprediksi. Jadi Systematic error akan
memberikan bias pada hasil pengukuran. Bias tersebut
bisa bernilai positif atau negatif. Dalam prakteknya, systematic error ini
sangat sulit untuk diidentifikasi/ditentukan.
Random error disebabkan
oleh faktor-faktor yang secara acak/random berpengaruh pada suatu
variable/besaran sepanjang proses cuplikan/sampling pengukuran. Salah
satu contoh faktor tersebut misalnya suasana hati (mood) seseorang
yang bisa berpengaruh pada kinerjanya sehingga bisa mempengaruhi hasil
pengukuran. Random error menyebabkan pengukuran
berulang yang dilakukan terhadap suatu besaran tidak pernah menghasilkan nilai
yang sama. Hasil pengukuran berulang tersebut akan terdistribusi di
sekitar nilai benar-nya dan mengikuti distribusi normal (Gausian). Random
error dapat ditentukan dengan menggunakan metode statistik.
Untuk membuat suatu hasil pengukuran dapat diterima oleh
semua pihak, maka perkiraan error yang terkandung dalam
hasil pengukuran tersebut harus disampaikan, baik menyangkut besarnya error tersebut
maupun tingkat signifikannya. Secara umum pernyataan hasil pengukuran
yang baik akan berbentuk sbb: : y ± C(y) 95,
n (95% confidence level, n measurement). Dengan y adalah
perkiraan nilai benar dari pengukuran, yang juga merupakan nilai rata-rata dari
beberapa kali pengukuran setelah dikoreksi terhadap systematic error,
dan C(y) adalah error.
Pernyataan diatas mengandung pengertian, nilai benar y tersebut
95% kemungkinan berada pada rentang y – C(y) dan y + C(y) .
KETIDAKPASTIAN
Suatu
pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST),
kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, kesalahan paralaks,
fluktuasi parameter pengukuran, dan lingkungan yang mempengaruhi hasil
pengukuran, dan karena hal-hal seperti ini pengukuran mengalami gangguan.
Dengan demikian sangat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran
melalui pengukuran. Oleh sebab itu, setiap pengukuran harus dilaporkan dengan
ketidakpastiannya.
Ketidakpastian
dibedakan menjadi dua,yaitu ketidakpastian mutlak dan relatif. Masing masing
ketidakpastian dapat digunakan dalam pengukuran tunggal dan berualang.
Ketidakpastian
Mutlak
Suatu
nilai ketidakpastia yang disebabkan karena keterbatasan alat ukur itu sendiri.
Pada pengukuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya digunakan bernilai
setengah dari NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam
pengukuran tunggal adalah:
Δx
= ½NST
dengan
hasil pengukuran dituliskan sebagai
X
= x ± Δx
Melaporkan
hasil pengukuran berulang dapat dilakukan dengan berbagai cara, dantaranya
adalah menggunakan kesalahan ½ – rentang atau bisa juga menggunakan standar
deviasi.
Kesalahan
½ – Rentang
Pada
pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan idak lagi seperti pada
pengukuran tunggal. Kesalahan ½ – Rentang merupakan salah satu cara untuk
menyatakan ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya
adalah sebagai berikut:
·
Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variable x. Misalnya n buah,
yaitu x1, x2, x3, … xn
·
Cari nilai rata-ratanya yaitu x-bar
x-bar
= (x1 + x 2 + … + xn)/n
·
Tentukan x-mak dan x-min dari kumpulan
data x tersebut dan ketidakpastiannya dapat dituliskan
Δx
= (xmax – xmin)/2
·
Penulisan hasilnya sebagai:
x
= x-bar ± Δx
Standar
Deviasi
Bila
dalam pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari besaran x dan terkumpul data
x1, x2, x3, … xn, maka rata-rata dari besaran ini adalah:
Kesalahn
dari nilai rata-rata ini terhadap nilai sebenarnya besaran x (yang tidak
mungkin kita ketahui nilai benarnya x0) dinyatakan oleh standar deviasi.
Standar
deviasi diberikan oleh persamaan diatas, sehingga kita hanya dapat menyatakan
bahwa nilai benar dari besaran x terletak dalam selang (x – σ) sampai (x + σ).
Dan untuk penulisan hasil pengukurannya adalah x = x ± σ
Ketidakpastian
Relatif
Ketidakpastian
Relatif adalah ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil pengukuran.
Hubungan hasil pengukurun terhadap KTP (ketidakpastian) yaitu:
KTP relatif =
Δx/x
Apabila
menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai
X
= x ± (KTP relatif x 100%)
Ketidakpastian
pada Fungsi Variabel (Perambatan Ketidakpastian)
Jika
suatu variable merupakan fungsi dari variable lain yng disertai oleh
ketidakpastin, maka variable ini akan diserti pula oleh ketidakpastian. Hal ini
disebut sebagai permbatan ketidakpastian. Untuk jelasnya, ketidakpastian
variable yang merupakan hasil operasi variabel-variabel lain yang disertai oleh
ketidakpastian akan disajikan dalam tabel berikut ini.
Misalkan
dari suatu pengukuran diperoleh (a ± Δa) dan (b ± Δb). Kepada kedua hasil
pengukuran tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar untuk memperoleh
besaran baru.